LOADING

Type to search

An Angel At My Table (1990): Kisah Pencarian Identitas Seorang Penulis

“An Angel at My Table” adalah film biografi yang diadaptasi dari tiga volume otobiografi Janet Frame, seorang penulis Selandia Baru yang dikenal karena karyanya yang penuh dengan imajinasi dan kecerdasan. Film ini mengisahkan tentang kehidupan Janet Frame (diperankan oleh Kerry Fox) dari masa kecilnya yang sulit hingga kesuksesannya sebagai penulis terkenal.

Janet Frame memiliki proses kreatif yang sangat menarik dan kompleks dalam menulis. Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses kreatif Janet Frame:

  1. Observasi dan pengamatan: Janet Frame selalu melakukan pengamatan dan observasi yang teliti tentang lingkungan sekitarnya, terutama tentang kehidupan masyarakat dan alam di sekitarnya. Ia menggali inspirasi dari pengalaman hidupnya dan lingkungan sekitarnya.
  2. Penulisan: Setelah menemukan inspirasi, Janet Frame mulai menulis dengan tekun. Ia menghabiskan banyak waktu untuk menulis dan mengedit naskahnya. Ia sangat teliti dan memperhatikan setiap detail dalam karyanya.

  3. Pencarian identitas: Janet Frame mengalami kesulitan dalam menemukan identitasnya sebagai penulis. Ia awalnya merasa terasing dari masyarakat dan kesulitan menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang ada. Namun, melalui karyanya, ia akhirnya menemukan tempatnya di dunia penulisan dan mendapatkan pengakuan yang layak atas keberhasilannya.

  4. Penerimaan kritikan: Janet Frame selalu membuka diri terhadap kritik yang diberikan pada karyanya. Ia menerima kritik dengan lapang dada dan menggunakannya sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas karya-karyanya.

Film ini menunjukkan bahwa kreativitas, pencarian identitas, dan proses menulis adalah aspek yang sangat penting dalam dunia tulis. Janet Frame diperlihatkan sebagai sosok yang penuh semangat dan inspiratif, yang pantang menyerah dan selalu berjuang untuk menghasilkan karya yang berkualitas.

Pencarian identitas merupakan tema yang terus muncul dalam karya-karya Janet Frame. Ia mengalami kesulitan dalam menemukan identitasnya sebagai seorang penulis dan juga sebagai individu dalam masyarakat.

Janet Frame lahir dan dibesarkan di sebuah keluarga yang miskin di Selandia Baru. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara dan memiliki ayah yang alkoholik. Janet Frame memiliki sifat yang introvert dan sering merasa terasing dari masyarakat sekitarnya. Ia mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Pada usia muda, Janet Frame mengalami beberapa kejadian yang membuatnya merasa semakin terasing dari masyarakat. Ia dianggap sebagai anak yang aneh karena memiliki kecerdasan yang tinggi dan senang membaca buku. Ia juga pernah dianggap gila oleh dokter dan hampir saja dijebloskan ke sebuah rumah sakit jiwa.

Namun, Janet Frame tidak pernah menyerah. Ia terus mencari jati dirinya sebagai seorang penulis dan juga sebagai individu yang ingin diterima oleh masyarakat. Melalui karya-karyanya, ia berhasil menemukan tempatnya di dunia penulisan dan mendapatkan pengakuan atas keberhasilannya.

Pencarian identitas Janet Frame dapat dilihat dalam trilogi otobiografi-nya, “To the Is-Land” (1956), “An Angel at My Table” (1984), dan “The Envoy from Mirror City” (1984). Karya-karya ini menggambarkan kehidupan Janet Frame dari masa kecilnya yang sulit hingga kesuksesannya sebagai penulis terkenal.

Janet Frame juga mengeksplorasi tema pencarian identitas dalam karya-karyanya yang lain. Dalam novel “Faces in the Water” (1961), ia menggambarkan pengalaman seorang wanita yang dianggap gila oleh masyarakat dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit jiwa. Dalam novel ini, Janet Frame menggambarkan betapa sulitnya bagi individu yang tidak sesuai dengan norma dan nilai masyarakat untuk diterima dan memperoleh identitas yang kuat.

Karya-karya Janet Frame menunjukkan keahlian dan kecerdasannya dalam menggambarkan tema pencarian identitas. Ia berhasil memperlihatkan betapa pentingnya memiliki identitas yang kuat bagi individu untuk merasa diterima dan memiliki tempat di dunia. Karya-karya Janet Frame juga memberikan inspirasi bagi individu yang sedang mengalami kesulitan dalam mencari identitasnya sendiri.

 

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AVANT PROPOSE


Puisi berasal dari bahasa Yunani, Poiein (buat/making) dengan tambahan -is (aktivitas) di belakangnya. Poiein+is, Poiesis (aktivitas membuat ulang). Kata ini digunakan dalam banyak konteks yang tak hanya pada pekerjaan seni atau lebih khusus seni berbahasa; pada kerja manufaktur hingga dalam penerapan ilmu kedokteran. Contoh yang paling sering saya bawa misalnya pada kata Hematopoiesis (proses natural pembuatan ulang darah: proses pengembangan darah di dalam tubuh yang melibatkan pembelahan hingga diferensiasi kefungsian sel). Akan tetapi, dalam hal ini baiklah kita batasi saja pada kegiatan seni membentuk ulang bahasa, yangmana, para pemikir Yunani ...

Klik Di sini

 

This will close in 0 seconds