Sainspuisi.com, Guardian– Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh para pegiat puisi yaitu mereka senantiasa memeriahkan sebuah hari besar atau momen-momen khusus ke dalam berbagai penggubahan puisi. Bagi mereka, menggubah puisi mungkin lebih menyenangkan ketimbang menyalakan kembang api. Tak terkecuali di momen Natal tahun ini, belum genap tiba pada tanggalnya, sudah banyak sekali kita melihat orang-orang menulis puisi tentang Natal sebagai peringatan atas kelahiran Yesus.
Nah, dari sekian banyak puisi itu, Guardian merilis 10 puisi Natal terbaik versinya. Yuk, Baca Alasan dan Terjemahnya! Berikut:
1. In Memorian AHH by Alfred, Lord Tennyson
Puisi In Memorian AHH ini, jika kita baca, tidak secara langsung menggambarkan Natal secara eksplisit. Namun dipilih oleh Guardian sebab dikatakan sebagai puisi yang sangat menyedihkan sebab merekam perasaan liris Tennyson kehilangan teman baiknya sehingga ia tenggelam dalam kesedihan mendalam di malam Natal. Namun, dalam puisinya ia mengatakan, “lebih baik mencintai dan kehilangan, daripada tidak mencintai sama-sekali.” Konon, dalam kesepiannya itu, suara lonceng Natal yang berdentang dijadikan oleh Alfred L. Tennyson sebagai momen pengharapan.
Puisi dan terjemah Indonesianya -> klik baca
2. Talking Turkeys by Benjamin Zephaniah
Menurut Guardian, puisi Talking Turkeys dikatakan menarik sebab ia mengangkat Natal bukan sebagai momen yang bahagia sebagaimana banyak orang menggambarkannya. Benjamin Zephaniah menggambarkan bahwa Natal adalah momen yang begitu menyedihkan bagi seekor Kalkun. Namun, dalam puisi ini, Benjamin menyampaikannya dengan cara humor dan kritik kemanusiaan yang menyenangkan.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
3. A Visit from St Nicholas by Clement Clarke Moore
Puisi A Visit From St Nicholas adalah puisi Moore yang dituliskan untuk menghibur anak-anaknya di momen Natal. Puisi ini dikatakan pernah menjadi terkenal karena cara penggambarannya yang modern tentang Sinterklas yang tengah meluncur di atas kereta yang dikendarai oleh rusa kutub.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
4. The Oxen by Thomas Hardy
Puisi The Oxen ini dipilih sebab pengambarannya yang melukiskan tentang bagaimana sifat-sifat keimanan seorang kristiani. Apa yang digambarkan dalam puisi ini sebagai simbol adalah berlututnya seekor lembu di depan bayi Kristus yang baru saja terlahir.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
5. Christmas by John Betjeman
Puisi Christmas karya John Betjeman ini dikatakan menarik sebab caranya dalam menggambarkan momen perayaan Natal dengan skeptis. Namun, dalam puisi ini, skeptisisme kemudian dibalik menjadi sebuah perasaan yang terpesona akan sebuah keajaiban.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
6. Christmas Carol by Paul L Dunbar
Puisi Christmas Carol berisi tentang nasihat untuk sebuah penyambutan Natal dengan perasaan menggembirakan. Dunbar memberi sugesti bahwa untuk merayakannya dengan gembira kita perlu mengerahkan seluruh kekuatan kita lewat bernyanyi.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
7. The Christmas Rose by Cecil Day Lewis
Puisi The Chrismas Rose ini begitu mengharukan. Puisi ini dipilih oleh Guardian sebab konon menggambarkan harapan dan cahaya yang diasosiasikan dengan momen Natal.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
8. I Saw a Stable by Mary Coleridge
Puisi I Saw A Stable ini memberi perhatian mengenai asal-usul dari makna Natal itu sendiri. Menurut penilaian Guardian, meskipun puisinya pendek, dikatakan bahwa Mary C. berhasil menggambarkannya dengan baik dan cemerlang.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
9. Journey of the Magi by TS Eliot
Dalam puisi Journey of The Magi Eliot mengcapture momen yang terjadi 12 hari setelah Natal. Pada puisi ini Eliot menceritakan Natal dengan cara yang tidak biasa. Eliot menggambarkan perjalanan yang sulit yang dialami oleh 3 orang yang mengalami epifani setelah kelahiran Kristus.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
10. A Christmas Poem by Wendy Cope
Puisi A Christmas Poem karya Wendy Cope ini salah satu puisi yang juga tidak menggambarkan kebahagiaan. Dalam puisi ini justru dikedepankan gambaran yang bisa membuat pembaca merasakan ironi akan sebuah momen.
Puisi dan terjemah Indonesianya-> klik baca
***
Puisi berasal dari bahasa Yunani, Poiein (buat/making) dengan tambahan -is (aktivitas) di belakangnya. Poiein+is, Poiesis (aktivitas membuat ulang). Kata ini digunakan dalam banyak konteks yang tak hanya pada pekerjaan seni atau lebih khusus seni berbahasa; pada kerja manufaktur hingga dalam penerapan ilmu kedokteran. Contoh yang paling sering saya bawa misalnya pada kata Hematopoiesis (proses natural pembuatan ulang darah: proses pengembangan darah di dalam tubuh yang melibatkan pembelahan hingga diferensiasi kefungsian sel). Akan tetapi, dalam hal ini baiklah kita batasi saja pada kegiatan seni membentuk ulang bahasa, yangmana, para pemikir Yunani ...
This will close in 0 seconds