Film Into The Wild adalah sebuah film yang penuh makna. Film ini menceritakan Christopher McCandless yang setelah menamatkan kuliahnya memilih bertualang di alam liar, meninggalkan keluarga, kecukupan dan orang-orang yang ia sayangi. Hal itu dilakukannya bukan tanpa alasan.
Ia ingin terbebas dari aturan-aturan masyarkat yang itu-itu saja. Juga ia telah muak terhadap orang-orang yang rakus dengan harta.
Perjalanannya dimulai dengan memotong semua kartu identitasnya, kemudian meninggalkan rumah tanpa ada seorang pun mengatahuinya. Sebelum berangkat, ia menyumbangkan hampir seluruh uang yang ditabungnya sebesar 24.000 dolar.
Ia menuju Alaska, alam liar yang ditujunya menggunakan mobil. Di tengah perjalanan, ia meninggalkan mobilnya setelah dihantam air bah saat ia tidur. Dengan berjalan kaki, melanjutkan perjalanan, mencari tumpangan, ia terus menuju utara. Ia juga sempat bekerja dan bertemu beberapa orang yang mengajarkannya arti berbagi, persahabatan dan keluarga.
Christ adalah laki-laki yang suka membaca buku. Tidak bisa tidak, ide petualangannya itu ia peroleh dari hasil membaca. Penulis Leo Tolstoy yang berhasil memengaruhi pemikirannya untuk tidak berdekatan dengan kesibukan masyarakat pada umumnya, maka ia pun membulatkan tekad dan berjalan menuju kesunyian dan kebekuan Alaska. Tidak jarang pula, ia mengutip beberapa kata dari buku yang ia baca untuk menyadarkan beberapa orang yang ditemuinya.
Sepanjang perjalanan, Christ tidak lupa menuliskan apa yang telah dilewatinya, (itulah salah satu sebab mengapa film Into The Wild bisa dibuat) dan tempat paling sering ia menuliskan sesuatu adalah Magic Bus, sebuah bis yang ia temukan di Alaska.
Ia pernah menuliskan kalimat, “Jika kamu menginginkan sesuatu dalam kehidupan, kamu harus mengulurkan tanganmu dan meraihnya.”
Ia sendiri telah melakukan apa yang menjadi tulisannya tersebut. Ia berhasil mengulurkan tangan dan meraih mimpinya, (dengan hidup di alam liar) meskipun telah kehilangan banyak hal dan hidup dalam keadaan yang mengenaskan.
Tanpa ponsel, tanpa kawan, tanpa rokok, tanpa permainan. Ya, bisa kita bayangkan kita hidup seperti itu, serba terbatas, mungkin kita tidak akan sanggup, karena kita tidak pernah menginginkannya. Berbeda dengan Christ yang memang menginginkan hal seperti itu. Di buku catatannya, ia menuliskan tanda strip di bawah kata ‘no game’ yang berarti memang tidak ada apa-apa lagi yang bisa disebutkan.
Selain itu, ia juga menuliskan, apa yang pernah ia katakan kepada Ron Franz, “Inti semangat manusia berasal dari pengalaman yang baru.” Tak heran, Christ muda selalu terlihat bersemangat menjelajahi alam di dalam filmnya. Apalagi yang ia katakan ini, baru saja keluar dari keluar dari mulutnya beberapa hari sebelum menuju Alaska.
Salah satu tulisannya yang fenomenal adalah “Kebahagian hanya akan nyata jika dibagi” yang ia tulis beberapa waktu sebelum ia meninggal, sebagai bentuk penyesalannya karena telah meninggalkan keluarganya.
Selama ini dia makan hewan buruan, tapi semenjak beberapa waktu, ia tidak menemukan hewan-hewan untuk diburu lagi. Dan rusa, memiliki begitu banyak daging yang tidak bisa ia simpan karena tidak punya kulkas. Alhasil , daging rusa pun dipenuhi lalat dan belatung.
Christoper McCandless meninggal dunia setelah ia salah membaca buku tentang tumbuh-tumbuhan dan memakan tanaman yang seharusnya tidak ia makan: ia memakan kacang liar yang ia kira adalah kentang liar.
Dan di akhir hayatnya yang begitu mengenaskan, (di kehidupan nyata, ia ditemukan tewas dengan berat hanya 30 kilogram) ia menulis sebuah pesan di atas papan yang berbunyi, “Aku sudah hidup bahagia. Terima kasih, Tuhan. Selamat tinggal dan semoga Tuhan memberkati semua.” Sebuah bentuk kepasrahannya terhadap apa yang akan terjadi. Ia tahu kalau hidupnya tidak lama lagi. Tapi tidak ada protes, tidak ada keluhan yang ia ucapkan. Bahkan ia berterima kasih sudah diizinkan hidup dengan bahagia.
Film Into The Wild ini sangat menarik. Alurnya yang maju-mundur tidak bisa ditebak.
Di dunia nyata, jasad Christ ditemukan dua minggu setelah meninggal oleh para pemburu rusa. Film ini pun diangkat dari majalah yang ditulis oleh Jon Krakauer sebanyak 9000 kata yang kemudian berhasil dibukukan.
Puisi berasal dari bahasa Yunani, Poiein (buat/making) dengan tambahan -is (aktivitas) di belakangnya. Poiein+is, Poiesis (aktivitas membuat ulang). Kata ini digunakan dalam banyak konteks yang tak hanya pada pekerjaan seni atau lebih khusus seni berbahasa; pada kerja manufaktur hingga dalam penerapan ilmu kedokteran. Contoh yang paling sering saya bawa misalnya pada kata Hematopoiesis (proses natural pembuatan ulang darah: proses pengembangan darah di dalam tubuh yang melibatkan pembelahan hingga diferensiasi kefungsian sel). Akan tetapi, dalam hal ini baiklah kita batasi saja pada kegiatan seni membentuk ulang bahasa, yangmana, para pemikir Yunani ...
This will close in 0 seconds