Di Bawah Pohon Wisteria
Di bawah pohon wisteria
Seekor kelinci melompat
Memamerkan bulunya
Yang putih berjuntai
Begitu menggoda
Saat mendarat
Kakinya yang kecil
Seperti bunga-bunga
Tampak sangat imut
Dalam kepalaku
Bermata merah
Dengan telinga merah
Dan bibir merah
Kelinci itu kembali
Melompati musim semi
Saat wisteria berjatuhan
Ke tanah, ke jalan setapak
Ke akar, ke bangku taman
Tempat aku duduk
Di pukul sembilan
Kali masih terasa
Lembab dan hangat
Amat berkaca-kaca
Rumput di dekat kaki
Juga terlihat basah
Bangku taman tenang
Merasa suka-cita hewan2
Menyambut keramahan musim
Aku juga begitu nyaman
Diam di pangkuannya
Satu kelopak wisteria hinggap
Pada ujung baju tunikku
Berwarna merah muda
Seperti seorang gadis
Begitu terlihat manis.
Cianjur.2019
Oleh Fauzy Uzi
Puisi berasal dari bahasa Yunani, Poiein (buat/making) dengan tambahan -is (aktivitas) di belakangnya. Poiein+is, Poiesis (aktivitas membuat ulang). Kata ini digunakan dalam banyak konteks yang tak hanya pada pekerjaan seni atau lebih khusus seni berbahasa; pada kerja manufaktur hingga dalam penerapan ilmu kedokteran. Contoh yang paling sering saya bawa misalnya pada kata Hematopoiesis (proses natural pembuatan ulang darah: proses pengembangan darah di dalam tubuh yang melibatkan pembelahan hingga diferensiasi kefungsian sel). Akan tetapi, dalam hal ini baiklah kita batasi saja pada kegiatan seni membentuk ulang bahasa, yangmana, para pemikir Yunani ...
This will close in 0 seconds