LOADING

Type to search

Song of Childhood – Peter Handke (Terjemah)

Peter Handke (Lahir 6 December 1942) adalah seorang Novelis Austria, dramawan, penerjemah, penyair, sutradara film, dan penulis sekenario. Pada akhir tahun 1960, ia dikenal untuk karya-karya pertunjukan seperti pertunjukan yang berjudul Offending the Audience dan novel The Goalie’s Anxiety at the Penalty Kick.

Pada tahun 1971 ia diminta bunuh diri oleh ibunya. Dan ia menuliskan perjalanan hidupnya dalam novel berjudul A Sorrow Beyond Dreams.

Handke adalah anggota dari Asosiasi Pengarang dan menjadi co-founder penerbit Verlag der Autoren di Frankfurt. Dia berkolaborasi dengan seorang sutradara bernama Wirn Wenders untuk menulis skenario berjudul Wigs of Desire. 

Handke telah menerima banyak penghargaan, termasuk penghargaan George Buchner Prize pada tahun 1973, Austrian Nestroy Theater Prize for Lifetime Achievement, dan pada tahun 2019 ia menerima penghargaan nobel sastra.

Berikut salah satu puisi Peter Handke:

Nyanyian Anak Kecil

Ketika seorang anak masih kecil
berjalan dengan tangan terayun,
layaknya siring ingin menjadi sungai
sungai ingin menjadi lebih deras
dan kubangan ini ingin menjadi laut

Ketika seorang anak masih kecil
mereka tak tahu bahwa mereka adalah anak kecil
Apapun penuh kegembiraan
dan semua jiwa anak-anak adalah seperti itu

Ketika seorang anak masih kecil
Ia tak memikirkan apapun
Tidak memiliki kebiasaan tetap
Kerapkali ia duduk bersila
mulai berlari,
Rambutnya yang keriting berantakan
dan datar ketika difoto

Ketika seorang anak masih kecil
Adalah waktunya untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
“Mengapa Aku adalah Aku, dan Aku bukan Kamu?
Mengapa Aku ada di sini, dan Aku tidak di sana?
Kapan waktu dimulai, dan semuanya berakhir?
Apakah kehidupan di bawah matahari ini bukan mimpi?
Apa yang Aku lihat, dan Aku hirup
bukanlah sebuah dunia ilusi sebelum dunia lainnya?
Melihat kejahatan dan manusia,
apakah kejahatan benar-benar ada?
Bagaimana bisa Aku menjadi Aku, siapa Aku?
Padahal Aku tidak ada sebelum Aku menjadi Aku
Dan, suatu hari, Aku, Siapa Aku?
Apakah tidak akan lagi menjadi Aku?”

Ketika seorang anak masih kecil
Tersedak bayam, kacang polong, puding beras,
dan juga oleh kembang kol kukus,
dan makan semua itu, dan bukan hanya karena itu harus.

Ketika seorang anak masih kecil
Terbangun di ranjang yang aneh,
dan sekarang melakukannya lagi dan lagi.
Banyak orang, kemudian, menampakan wajah cantik,
dan sekarang hanya sedikit yang beruntung.

Ini memvisualisasikan gambar yang jelas tentang surga,
dan sekarang ini yang paling bisa ditebak,
tidak bisa membayangkan ketiadaan,
dan bergetar hari ini di pikiran itu.

Ketika seorang anak masih kecil
Ia bermain dengan sangat antusias
Dan, sekrang, memiliki kesenangan semacam itu
hanya saat sedang menyangkut pekerjaan

Ketika seorang anak masih kecil
Merasa cukup ketika memakan apel, … roti,
Dan bahkan sekarang.

Ketika seorang anak masih kecil
Buah beri memenuhi tangannya seperti juga buah beri lainnya,
dan Ia lakukan bahkan sekarang,
Kenari segar membuat lidahnya mentah,
dan Ia lakukan bahkan sekarang,
itu, di setiap puncak gunung,
kerinduan untuk gunung yang lebih tinggi lagi,
dan di setiap kota,
kerinduan untuk kota yang lebih besar,
dan itu masih demikian,
Ia meraih buah ceri di cabang-cabang pohon paling atas
dengan kegembiraan yang masih ada sampai sekarang,
memiliki rasa malu di depan orang asing,
dan Ia memilikinya bahkan sekarang.
IMenunggu salju pertama,
Dan menunggu seperti itu sampai sekarang.

Ketika anak itu masih kecil,
Ia melemparkan tongkat seperti tombak ke pohon,
Dan itu masih bergetar di sana sampai hari ini.

(Diterjemahkan oleh: Shiny.ane el’poesya)

 

Song of Childhood 

When the child was a child
It walked with its arms swinging,
wanted the brook to be a river,
the river to be a torrent,
and this puddle to be the sea.

When the child was a child,
it didn’t know that it was a child,
everything was soulful,
and all souls were one.

When the child was a child,
it had no opinion about anything,
had no habits,
it often sat cross-legged,
took off running,
had a cowlick in its hair,
and made no faces when photographed.

When the child was a child,
It was the time for these questions:
Why am I me, and why not you?
Why am I here, and why not there?
When did time begin, and where does space end?
Is life under the sun not just a dream?
Is what I see and hear and smell
not just an illusion of a world before the world?
Given the facts of evil and people.
does evil really exist?
How can it be that I, who I am,
didn’t exist before I came to be,
and that, someday, I, who I am,
will no longer be who I am?

When the child was a child,
It choked on spinach, on peas, on rice pudding,
and on steamed cauliflower,
and eats all of those now, and not just because it has to.

When the child was a child,
it awoke once in a strange bed,
and now does so again and again.
Many people, then, seemed beautiful,
and now only a few do, by sheer luck.

It had visualized a clear image of Paradise,
and now can at most guess,
could not conceive of nothingness,
and shudders today at the thought.

When the child was a child,
It played with enthusiasm,
and, now, has just as much excitement as then,
but only when it concerns its work.

When the child was a child,
It was enough for it to eat an apple, … bread,
And so it is even now.

When the child was a child,
Berries filled its hand as only berries do,
and do even now,
Fresh walnuts made its tongue raw,
and do even now,
it had, on every mountaintop,
the longing for a higher mountain yet,
and in every city,
the longing for an even greater city,
and that is still so,
It reached for cherries in topmost branches of trees
with an elation it still has today,
has a shyness in front of strangers,
and has that even now.
It awaited the first snow,
And waits that way even now.

When the child was a child,
It threw a stick like a lance against a tree,
And it quivers there still today.

 


 

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

AVANT PROPOSE


Puisi berasal dari bahasa Yunani, Poiein (buat/making) dengan tambahan -is (aktivitas) di belakangnya. Poiein+is, Poiesis (aktivitas membuat ulang). Kata ini digunakan dalam banyak konteks yang tak hanya pada pekerjaan seni atau lebih khusus seni berbahasa; pada kerja manufaktur hingga dalam penerapan ilmu kedokteran. Contoh yang paling sering saya bawa misalnya pada kata Hematopoiesis (proses natural pembuatan ulang darah: proses pengembangan darah di dalam tubuh yang melibatkan pembelahan hingga diferensiasi kefungsian sel). Akan tetapi, dalam hal ini baiklah kita batasi saja pada kegiatan seni membentuk ulang bahasa, yangmana, para pemikir Yunani ...

Klik Di sini

 

This will close in 0 seconds